Playground adalah lebih dari sekadar tempat bermain. Ia menjadi ruang di mana anak-anak dapat belajar, berkembang, dan menikmati masa kecil mereka dengan cara yang sehat dan menyenangkan. Selain mendukung perkembangan fisik melalui aktivitas bermain aktif, playground juga membantu anak-anak mengembangkan keterampilan sosial, emosional, dan kognitif.
Dengan sejarah panjang dan manfaat yang luar biasa, tidak mengherankan jika playground terus menjadi elemen penting dalam komunitas modern. Baik sebagai sarana hiburan maupun pendidikan, playground memberikan pengalaman yang tak ternilai bagi anak-anak dan keluarga mereka. Berikut penjelasan lengkapnya di Tumbuh Bersama.
Apa Itu Playground
Playground berasal dari istilah dalam bahasa Inggris yang berarti “lapangan bermain” atau “tempat bermain.” Istilah ini merujuk pada sebuah area atau fasilitas yang dirancang khusus sebagai tempat anak-anak bermain, baik secara individu maupun kelompok. Playground biasanya berada di ruang publik, seperti taman kota, sekolah, atau pusat perbelanjaan, dan dirancang untuk mendukung perkembangan anak secara fisik, sosial, dan emosional.
Selain sebagai tempat bermain, playground memiliki fungsi lebih luas, yaitu sebagai ruang interaksi antar komunitas. Kehadirannya di ruang publik tidak hanya menjadi sarana hiburan bagi anak-anak tetapi juga alat untuk menarik wisatawan dan menciptakan lingkungan yang nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Dengan berbagai fasilitas yang tersedia, playground menjadi bagian integral dari pembangunan kota yang ramah anak.
Sejarah Playground
Salah satu contoh playground adalah seperti yang ada di Cafe Tumbuh Bersama
Awal Mula Konsep Playground
Ide menciptakan taman bermain pertama kali muncul di Jerman pada abad ke-19. Friedrich Fröbel, seorang psikolog perkembangan, mengusulkan bahwa taman bermain dapat menjadi alat untuk mendukung perkembangan anak. Konsep ini dimaksudkan untuk menginspirasi anak-anak bermain dengan adil dan sopan santun.
Taman bermain pertama kali dibangun di sebuah taman di Manchester, Inggris, pada tahun 1859. Di Amerika Serikat, taman bermain mulai diperkenalkan pada tahun 1886 di Boston. Meskipun desain awalnya sangat sederhana dan tidak memenuhi standar keselamatan modern, taman bermain ini menjadi awal dari perkembangan taman bermain yang kita kenal sekarang.
Perkembangan di Abad ke-20
Pada awal abad ke-20, taman bermain semakin populer setelah Presiden AS Theodore Roosevelt memperkenalkannya secara resmi pada tahun 1907. Taman bermain dianggap sebagai cara untuk menjauhkan anak-anak dari aktivitas di jalanan kota yang padat. Dengan adanya taman bermain, anak-anak dapat mengembangkan keterampilan fisik, mental, dan sosial mereka melalui aktivitas bermain.
Setelah Perang Dunia II, konsep “taman bermain sampah” diperkenalkan di London oleh Lady Allen dari Hurtwood. Ide ini lahir untuk memanfaatkan sisa-sisa bangunan akibat pemboman besar di London. Taman bermain ini kemudian dikenal sebagai Adventure Playground, yang memberikan pengalaman bermain lebih bebas dan menantang bagi anak-anak.
Evolusi Keamanan dan Desain
Seiring waktu, perhatian terhadap keselamatan di taman bermain meningkat. Material seperti plastik dan karet mulai menggantikan bahan tradisional seperti besi untuk mengurangi risiko cedera. Permukaan lantai taman bermain juga dirancang lebih lunak, seperti menggunakan rumput sintetis atau karet.
Desain taman bermain modern kini lebih imajinatif dengan warna-warna cerah dan bentuk-bentuk unik yang dapat merangsang kreativitas anak. Perancang terus berinovasi untuk menciptakan taman bermain yang tidak hanya aman tetapi juga menyenangkan dan mendidik.
[ Baca Juga: 9 Kafe Ramah Anak di Jogja: Pilihan Terbaik dengan Playground dan Fasilitas Bermain ]
Manfaat Playground
Playground bukan sekadar tempat hiburan. Ia memiliki banyak manfaat bagi perkembangan anak, baik secara fisik, sosial, maupun emosional. Berikut adalah manfaat utama yang bisa didapatkan anak ketika bermain di playground:
1. Meningkatkan Kemampuan Sosial
Di playground, anak-anak sering kali berinteraksi dengan teman sebaya yang sebelumnya tidak mereka kenal. Interaksi ini melatih mereka untuk:
- Berkomunikasi dengan orang lain.
- Berbagi dan bekerja sama.
- Mengembangkan kemampuan menyelesaikan konflik secara mandiri.
Melalui permainan bersama, anak-anak belajar bagaimana membangun hubungan interpersonal yang positif, yang menjadi dasar penting dalam kehidupan sosial mereka di masa depan.
2. Membangun Imajinasi dan Kreativitas
Playground menawarkan berbagai jenis permainan yang memungkinkan anak untuk mengeksplorasi dan menggunakan imajinasinya. Misalnya, anak-anak dapat berpura-pura menjadi pilot pesawat saat bermain di struktur panjat berbentuk pesawat.
Aktivitas bermain bebas ini merangsang kreativitas mereka, membantu mereka berpikir out-of-the-box, dan mengasah kemampuan berpikir kritis. Kreativitas yang terbangun sejak dini akan menjadi bekal penting dalam kehidupan mereka, baik dalam pendidikan maupun karier.
3. Melatih Kemampuan Memecahkan Masalah
Banyak playground yang dilengkapi dengan rintangan atau tantangan yang mengharuskan anak memikirkan cara terbaik untuk menyelesaikannya. Misalnya, anak harus mencari cara untuk melewati jembatan gantung atau memanjat struktur tertentu.
Situasi ini mengajarkan anak untuk:
- Mengidentifikasi masalah.
- Menganalisis solusi yang mungkin.
- Mengambil keputusan yang tepat.
Keterampilan ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan akan membantu anak menjadi individu yang mandiri dan tangguh.
4. Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Keberhasilan dalam menyelesaikan tantangan di playground, seperti menyeberangi jembatan atau meluncur dari papan seluncur, memberikan rasa pencapaian bagi anak. Hal ini membantu:
- Membangun rasa percaya diri mereka.
- Memberikan kepuasan emosional.
- Mendorong mereka untuk mencoba hal-hal baru.
Anak-anak yang memiliki rasa percaya diri yang baik cenderung lebih berani dalam menghadapi tantangan, baik di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari.
5. Berlatih Menjaga Diri
Di playground, anak-anak belajar menjaga diri mereka dari bahaya kecil. Misalnya, mereka belajar untuk:
- Berpegang erat saat menaiki tangga.
- Meluncur dengan hati-hati di papan seluncur.
- Memastikan mereka tidak terlalu dekat dengan anak lain saat bermain ayunan.
Pengalaman ini membantu anak mengembangkan kesadaran akan keselamatan diri, yang merupakan keterampilan penting untuk kehidupan mereka.
Referensi:
- Ajzen, I. (1991). The theory of planned behaviour. Organisational Behaviour and Human Decision Processes, 50, 179-211.
- Biddle, S. J., & Mutrie, N. (2001). Psychology of physical activity: Determinants, well-being and interventions. Abingdon: Routledge.
- Ekeland, E., Heian, M., & Hagen, K.B. (2005). Can exercise improve self-esteem in children and young people? A systematic review of randomised controlled trials. British Journal of Sports Medicine, 39, 792-798.
- Benefits of living within walking distance of a park at The New York Times
Leave a Reply