Kapan Anak Harus Dibawa Konsultasi ke Psikolog? Berikut 11 Tandanya!

Kesehatan mental anak merupakan salah satu aspek yang tidak boleh diabaikan oleh orang tua. Sama halnya seperti orang dewasa, anak-anak juga dapat mengalami gangguan mental yang mempengaruhi perilaku, emosi, serta perkembangan sosial mereka. Gangguan ini bisa timbul dari berbagai faktor, seperti lingkungan, pengalaman traumatis, hingga perubahan signifikan dalam hidup anak.

Mengidentifikasi tanda-tanda awal gangguan mental sangat penting agar intervensi yang tepat bisa segera diberikan. Salah satu cara terbaik untuk membantu anak yang mengalami masalah mental adalah dengan membawa mereka berkonsultasi ke tenaga profesional, seperti psikolog. Artikel ini akan membahas secara rinci kapan anak harus dibawa ke psikolog berdasarkan 11 tanda yang bisa dikenali oleh orang tua.

1. Penurunan Performa Anak

Salah satu tanda pertama yang bisa dikenali oleh orang tua adalah penurunan performa anak dalam berbagai bidang. Misalnya, anak yang sebelumnya berprestasi di sekolah mendadak menunjukkan penurunan nilai akademis yang drastis tanpa alasan yang jelas. Selain itu, anak mungkin kehilangan minat terhadap kegiatan atau hobi yang sebelumnya sangat mereka sukai.

Fenomena penurunan performa ini sering kali menjadi tanda bahwa anak sedang menghadapi masalah psikologis. Dalam beberapa kasus, penurunan performa anak bisa disebabkan oleh gangguan kecemasan, depresi, atau tekanan emosional lainnya. Ketika anak menunjukkan tanda-tanda seperti ini, penting bagi orang tua untuk memperhatikan dan segera mencari bantuan dari psikolog. Konsultasi dengan psikolog akan membantu mengidentifikasi sumber masalah dan memberikan strategi untuk membantu anak kembali ke jalur yang benar.

2. Terjadi Reaksi Emosional Berlebihan

Reaksi emosional yang berlebihan pada anak juga bisa menjadi indikasi adanya gangguan psikologis. Beberapa anak mungkin menunjukkan tanda-tanda seperti mudah menangis, marah tanpa alasan yang jelas, gelisah berlebihan, atau mudah tersinggung. Anak yang mengalami perubahan emosi seperti ini sering kali merasa kesulitan untuk mengendalikan perasaan mereka, dan reaksi yang ditunjukkan mungkin tampak tidak proporsional terhadap situasi yang dihadapi.

Perubahan emosional yang berlebihan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kecemasan, trauma, atau stres yang berkepanjangan. Konsultasi dengan psikolog dapat membantu anak memahami dan mengelola emosi mereka dengan lebih baik, serta memberikan panduan kepada orang tua tentang cara mendukung anak melalui proses tersebut.

[ Baca Juga: Rekomendasi Psikolog Anak Terbaik di Jogja ]

3. Kesulitan Beradaptasi dalam Waktu yang Lama

Setiap anak pada dasarnya memiliki kemampuan adaptasi yang berbeda-beda. Namun, ada beberapa perubahan hidup yang sangat besar yang mungkin memerlukan waktu lebih lama bagi anak untuk menyesuaikan diri. Misalnya, pindah rumah, perceraian orang tua, kehilangan anggota keluarga, atau mengalami peristiwa traumatis seperti kecelakaan atau bencana alam.

Jika anak terus menunjukkan kesulitan beradaptasi selama berbulan-bulan atau jika perubahan tersebut menyebabkan gangguan signifikan dalam perilaku dan emosinya, ini adalah tanda bahwa anak membutuhkan bantuan psikolog. Psikolog dapat membantu anak untuk menghadapi perubahan tersebut dan memberikan strategi untuk mengatasi dampak emosional dari peristiwa traumatis.

4. Munculnya Keluhan Fisik Anak yang Sulit Dijelaskan

Kecemasan atau tekanan emosional pada anak sering kali tidak hanya mempengaruhi kondisi mental mereka, tetapi juga memanifestasikan diri dalam bentuk keluhan fisik. Misalnya, anak mungkin sering mengeluhkan sakit kepala, sakit perut, atau kelelahan tanpa adanya masalah medis yang jelas. Jika ini terjadi, Ayah Bunda bisa mencoba mengajak anak untuk pergi ke layanan psikologi dan konseling seperti layanan psikolog dari Tumbuh Bersama.

Jika dokter telah melakukan pemeriksaan fisik dan tidak menemukan penyebab medis dari keluhan tersebut, besar kemungkinan bahwa keluhan fisik ini disebabkan oleh masalah psikologis. Kondisi seperti ini disebut sebagai somatisasi, yaitu ketika tekanan emosional dialihkan ke dalam bentuk gejala fisik. Dalam situasi seperti ini, konsultasi dengan psikolog anak sangat penting untuk membantu mengatasi masalah psikologis yang mendasari keluhan fisik tersebut.

[ Baca Juga: Perlukah Tes IQ pada Anak Prasekolah? Begini Penjelasannya! ]

5. Berperilaku Negatif Berulang Kali

Anak yang menunjukkan perilaku negatif secara berulang, seperti menyakiti diri sendiri, menindas teman, atau melakukan tindakan berbahaya lainnya, mungkin sedang menghadapi masalah psikologis yang mendalam. Perilaku seperti ini sering kali merupakan bentuk ungkapan frustasi atau tekanan emosional yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Jika orang tua sudah tidak tahu lagi bagaimana menangani perilaku negatif anak, bantuan dari psikolog sangat diperlukan. Psikolog dapat membantu anak memahami perasaan mereka dan memberikan panduan tentang cara mengatasi konflik internal yang mereka hadapi.

Salah Satu Tanda Anak Harus Dibawa Konsultasi ke Psikolog Adalah Ketika Mereka Sulit Diajak Bicara.

6. Anak Terlihat Mengisolasi Diri

Anak-anak yang biasanya ramah dan terbuka tiba-tiba menarik diri dari lingkungan sosial mereka adalah tanda peringatan penting yang perlu diperhatikan. Anak yang cenderung mengisolasi diri mungkin merasa sulit untuk berinteraksi dengan teman sebaya atau bahkan anggota keluarga. Mereka mungkin juga menunjukkan tanda-tanda seperti enggan berbicara, menyembunyikan perasaan mereka, atau tampak tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekeliling mereka.

Ketika anak mulai menarik diri dari lingkungan sosialnya, hal ini dapat mengarah pada masalah yang lebih serius seperti depresi atau kecemasan sosial. Jika anak juga melontarkan ucapan yang mengarah pada ketidakpedulian terhadap hidupnya, seperti “Tidak ada yang peduli dengan aku” atau “Lebih baik aku pergi,” ini merupakan tanda serius bahwa bantuan psikolog segera dibutuhkan.

[ Baca Juga: Panduan Layanan Konsultasi Psikologi Anak untuk Orang Tua ]

7. Anak Merasa Tidak Berharga

Anak yang mengalami gangguan mental sering kali merasa bahwa diri mereka tidak berharga atau tidak layak dihargai oleh orang lain. Perasaan ini bisa muncul dalam bentuk perilaku menarik diri, hingga ucapan-ucapan negatif tentang diri mereka sendiri, seperti “Aku tidak berguna” atau “Lebih baik aku mati saja.”

Anak yang merasa tidak berharga juga berisiko untuk melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri, seperti menyakiti tubuh mereka atau menunjukkan perilaku berbahaya lainnya. Kondisi ini memerlukan perhatian serius dari psikolog, karena perasaan tidak berharga dapat berkembang menjadi depresi yang lebih dalam jika tidak segera ditangani.

8. Ketika Mereka Sulit Diajak Bicara

Anak-anak yang sulit diajak berbicara atau berkomunikasi dengan orang tua sering kali menunjukkan adanya ketegangan dalam hubungan antara anak dan orang tua. Beberapa tanda yang bisa dikenali adalah anak sering membantah, tidak mau mendengarkan nasihat, atau menolak untuk terlibat dalam percakapan, meskipun orang tua telah berusaha untuk berkomunikasi dengan baik.

Dalam situasi seperti ini, psikolog anak dapat membantu dengan menjadi mediator yang membantu menjembatani komunikasi antara anak dan orang tua. Psikolog juga dapat memberikan panduan tentang cara mengurangi ketegangan dalam hubungan tersebut serta membantu anak mengatasi perasaan yang mungkin mereka sembunyikan.

9. Terjadi Perubahan Pola Tidur

Perubahan pola tidur pada anak bisa menjadi tanda bahwa mereka sedang mengalami stres atau kecemasan berlebih. Anak yang cemas mungkin kesulitan untuk tidur di malam hari, sering terbangun, atau bahkan mengalami mimpi buruk. Sebaliknya, anak yang mengalami depresi mungkin justru tidur lebih lama dari biasanya karena merasa kehilangan minat terhadap kegiatan sehari-hari.

Perubahan pola tidur ini tidak boleh dianggap remeh, karena gangguan tidur yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental anak. Jika anak mengalami kesulitan tidur atau menunjukkan perubahan drastis dalam pola tidur mereka, orang tua sebaiknya segera berkonsultasi dengan psikolog untuk menemukan solusi yang tepat.

[ Baca Juga: Sebuah Studi Mendalam Kekuatan Terapi Konseling Anak  ]

10. Memiliki Rasa Ketakutan yang Tidak Wajar

Ketakutan berlebihan atau fobia terhadap objek atau situasi tertentu bisa menjadi tanda adanya gangguan kecemasan pada anak. Ketakutan yang tidak wajar ini bisa memengaruhi kehidupan sehari-hari anak dan membuat mereka sulit berfungsi secara normal. Misalnya, anak mungkin takut keluar rumah, takut bertemu orang baru, atau takut akan hal-hal yang umumnya tidak menimbulkan ketakutan pada anak sebayanya.

Jika ketakutan ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan mengganggu aktivitas sehari-hari anak, bantuan psikolog diperlukan untuk membantu anak mengatasi fobia tersebut.

11. Merasakan Pengalaman Traumatis

Anak yang pernah mengalami kejadian traumatis, seperti kecelakaan, kekerasan, atau kehilangan orang yang mereka cintai, mungkin mengalami kesulitan dalam memproses perasaan mereka. Trauma dapat menyebabkan anak menunjukkan berbagai tanda gangguan psikologis, seperti ketakutan yang berlebihan, mimpi buruk, atau perilaku yang tidak biasa.

Bantuan psikolog sangat penting dalam kasus trauma, karena anak memerlukan dukungan untuk memproses pengalaman tersebut dan mengatasi dampak emosional yang ditimbulkan.

Kesimpulan

Mengetahui kapan anak perlu dibawa ke psikolog adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan mental mereka. Tanda-tanda seperti perubahan perilaku, kesulitan beradaptasi, menarik diri, hingga munculnya keluhan fisik yang sulit dijelaskan, semuanya bisa menjadi indikasi bahwa anak membutuhkan bantuan profesional. Dengan membawa anak ke psikolog, orang tua bisa memberikan dukungan yang diperlukan untuk membantu anak mengatasi tantangan emosional dan psikologis yang mereka hadapi.

Referensi:

Leave a Reply

Your email address will not be published.